BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang
memiliki sifat-sifat dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil
yang terdiri dari proton dan neutron dan sejumlah elektron pada jarak yang
jauh.
Mempelajari tentang
teori atom sangatlah penting sebab atom merupakan penyusun materi yang ada di
alam semesta. Dengan memahami atom kita dapat mempelajari bagaimana satu atom
dengan yang lain berinteraksi, mengetahui sifat-sifat atom, dan sebagainya sehigga
kita dapat memanfaatkan aam semesta untuk kepentingan umat manusia.
Nama “atom” berasal
dari bahasa Yunani yaitu “atomos” diperkenalkan oleh Democritus yang artinya
tidak dapat dibagi lagi atau bagain terkecil dari materi yang tidak dapat
dibagi lagi. Konsep atom yang merupakan penyusun materi yang tidak dapat dibagi
lagi pertama kali diperkenalkan oleh ahli filsafat Yunani dan India.
Konsep atom yang
lebih modern muncul pada abab ke 17 dan 18 dimana saat itu ilmu kimia mulai
berkembang. Para ilmuwan mulai menggunakan teknik menimbang untuk mendapatkan
pengukuran yang lebih tepat dan menggunakan ilmu fisika untuk mendukung
perkembangan teori atom.
II. Rumusan Masalah
1.
bagaimanakah perkembangan sejarah teori atom.
2.
Siapakah penemu-penemu atom
3.
Kapankah terjadi revolusi pemikiran
konsep atom?
II.
Tujuan
1.
Tujuan dari makalah ini untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah sejarah fisika.
2.
Supaya kita tahu perkembangan sejarah
teori atom beserta siapa sajakah yang menemukan teori atom tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
I.
ANALISIS SEJARAH PERKEMBANGAN MODEL
ATOM
Gagasan
konsep atom yang dikemukakan Dalton dipandang sebagai kelanjutan pandangan
filosof atomik, meskipun terdapat sedikit perbedaan dalam landasan berpikirnya.
Beberapa gagasan yang dituangkan Dalton dilandasi oleh fakta-fakta
empiris berlandaskan eksperimen yang dilakukan oleh ilmuwan lain
sedangkan pandangan filosof tentang atom seluruhnya berupa refleksi kritis
terhadap fenomena alam. Revolusi pemikiran konsep atom, terjadi karena teori
atom Dalton tidak dapat diverifikasi, banyak anomali yang berkenaan dengan hal
itu, sehingga menimbulkan serangkaian krisis, terutama akibat penemuan-penemuan
di bidang kelistrikan dan gejala radioktivitas.
Penemuan
gejala kelistrikan mengubah pandangan bahwa atom merupakan partikel
bagian terkecil dari materi, karena telah dapat dibuktikan adanya partikel sub
atom seperti proton, elektron dan netron. Beberapa studi yang intensif yang
dilakukan membawa ke dalam suatu babak baru penyelidikan mengenai atom yang
membawa pemahaman yang sangat berbeda dengan pandangan filosofi Dalton
Dari
rangkaian penemuan gejala kelistrikan dan radioaktivitas, terdapat dua ilmuwan
yang mengemukakan model atom, yaitu model atom Thomson dan model atom
Rutherford. Kedua model ini tidak dapat diterima sebagai paradigma baru, karena
secara internal konsepnya sendiri mengandung hal yang tidak logis dipandang
dari aturan-aturan fisika yang berlaku serta tidak dapat menerangkan
fenomena-fenomena yang diamati, seperti fenomena spektrum.
Paradigma
baru dianggap terjadi ketika Bohr mengemukakan teori atom atau model
atomnya sebagai perbaikan terhadap model atom Rutherford. Anggapan ini
berdasarkan dari adanya perubahan paradigma dalam ilmu fisika yaitu dari
paradigma Newtonian (fisika klasik) ke paradigma teori kuantum (fisika modern)
yang dirintis oleh Max Plank pada tahun 1900. Namun apabila merujuk pada
kenyataan, bahwa Bohr sebenarnya bekerja atas dasar teori planet elektronnya
Rutherford yang banyak ditolak ilmuwan fisika masa itu (–bahkan ia bekerja sama
dengan Rutherford untuk memperbaiki teorinya–), maka dianggap teori atom Bohr
dianggap sebagai penyempurnaan terhadap teori atom Rutherford. Hal itu
karena masalah yang dihadapi adalah bagaimana sebenarnya posisi elektron
di dalam atom. Sedangkan adanya partikel sub-atom yang mendasari teori atom
Rutherford sudah dapat diterima secara luas.
Dengan
terjadinya revolusi dari fisika klasik ke fisika modern, yaitu berubahnya
pandangan mekanika Newtonian dan teori gelombang Maxwell menjadi paradigma
teori kuantum Max Planck, memberikan sumbangan pemikiran yang menghasilkan
paradigma baru teori atom, yaitu teori atom Bohr. Teori ini mendapat
perluasan pemikiran dari Sommerfield untuk menerangkan fakta-fakta yang tidak
dapat dijelaskan dengan baik oleh Bohr.
Keberatan
terhadap model atom Bohr-Sommerfield lebih banyak dilakukan oleh ilmuwan
fisika, bagi kebanyakan ilmuwan kimia model atom ini cukup handal untuk
menerangkan gejala-gejala kimiawi, seperti sifat-sifat ikatan kimia,
penggabungan atom-atom dan sistem periodik unsur. Yang menjadi keberatan,
sehingga timbul baru teori atom mekanika kuantum (mekanika gelombang) adalah
faham determinisme yang melandasi pemikiran model atom Bohr dan juga
perluasannya oleh Sommerfield (Teori atom Bohr-Sommerfield).
Secara
esensi bagaimana kedudukan elektron di dalam atom yang digambarkan dengan
keempat bilangan kuantum dapat diterima, namun yang harus digaris bawahi untuk
mendapatkan koreksi dari model itu adalah bahwa konsep orbit yang dikemukakan
Bohr diganti menjadi orbital dengan pengertian yang sesuai dengan Prinsip
Ketidakpastian Heisenberg.
Dengan
demikian apabila ditinjau dari konsep atom sendiri yang sampai saat ini dianut,
terutama oleh ilmuwan kimia, maka pemaparan teori atom berdasarkan
mekanika kuantum bukan suatu revolusi, tetapi rangkaian penemuan yang sifatnya
akumulatif dalam kajian sains yang normal. Hal ini mengingat paradigma teori
Bohr dan perluasannya oleh Sommerfield hingga sekarang tetap
dipergunakan. Jadi paradigma mekanika kuantum memberikan sumbangan terhadap
penyempurnaan teori atom Bohr dan bukan merupakan penolakan, karena dalam hal
ini digunakan prinsip korespondensi.
Yang
dianggap sebagai paradigma baru alasannya lebih bersifat filosofis,
karena berkaitan dengan perubahan faham dari determinisme menjadi
indeterminisme dalam memandang dunia mikroskopik yang terletak di luar
jangkauan indera kita. Secara keseluruhan hal ini memberi gambaran, bahwa ilmu
pengetahuan alam , khususnya fisika tidak lagi dianggap sebagai ilmu pengetahuan
yang mengandung kebenaran yang mutlak dan dapat menetapkan suatu kejadian
dengan pasti (eksak). Faham indeterministik ini pun diungkap pula dalam
teori relativitasnya Einstein.
Penemuan-penemuan
partikel dasar quark mengubah pandangan mengenai inti atom yang hanya terdiri
dari partikel dasar proton dan neutron sehingga menghantarkan pada penggambaran
struktur atom yang sangat kompleks dan sangat jauh dari konseptualisasi
Daltonian. Manfaat yang diperoleh dari model quark adalah dapat
menggambarkan bahwa struktur inti atom begitu rumit dan dinamis dimana
proton dan neutron tidak begitu saja bertumpuk dalam inti atom – seperti
jeruk dalam peti. Oleh karena itu model atom Murray-Zweig menjadi paradigma
baru dalam menerangkan struktur atom, terutama dalam kaitannya dengan susunan
inti atom. Namun bukan berarti paradigma sebelumnya tidak berlaku, karena untuk
menerangkan bagaimana kedudukan elektron serta gerakan elektron sampai saat ini
masih digunakan paradigma teori atom mekanika gelombang.
II.
Macam-macam Model Atom
1.
Model Atom John Dalton
Pada
tahun 1808, John
Dalton
yang merupakan seorang guru di Inggris, melakukan perenungan tentang atom.
Hasil perenungan Dalton menyempurnakan teori atom Democritus. Bayangan Dalton
dan Democritus adalah bahwa atom berbentuk pejal.
John Dalton mengungkapkan bahwa :
a.
Atom adalah bagian terkecil dari suatu
zat.
b.
Atom berbentuk bola sederhana yang sangat
kecil, tidak dapat dibelah, diciptakan ataupun dimusnahkan.
c.
Unsur yang sama mengandung atom-atom yang
sama.
d.
Atom sejenis memiliki sifat yang sama dalam
segala hal, sedangkan atom yang berbeda memiliki sifat yang berbeda.
e.
Reaksi kimia terjadi karena adanya
penggabungan dan pemisahan atom-atom.
f.
Bila atom-atom bergabung akan membentuk
molekul. Bila atom-atom yang bergabung sama akan terbentuk molekul
unsur, sedangkan bila atom-atom yang bergabung berbeda
akan terbentuk molekul senyawa.
Ø Kelemahan
teori atom Dalton
Pada perkembangan selanjutnya ditemukan
berbagai fakta yang tidak dapat dijelaskan oleh teori tersebut, antara lain :
a.
Tidak dapat menjelaskan sifat listrik
materi.
b.
Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling
berikatan.
c.
Model atom Dalton tidak dapat
menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan unsur yang lain.
Kelemahan –kelemahan tersebut dapat
dijelaskan setelah ditemukan beberapa partikel penyusun atom, seperti elektron
ditemukan oleh Joseph John Thomson tahun 1900, penemuan partikel proton oleh
Goldstein tahun 1886.
Ø Kelebihan
teori atom Dalton
a. Dapat menerangkan Hukum Kekekalan Massa
(Hukum Lavoisier)
b. Dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
b. Dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
2.
Model Atom J.J. Thomson
Dengan adanya teori atom yang
dikemukakan oleh Dalton maka banyak sekali para ilmuwan yang ingin menyelidiki
tentang atom. Mereka penasaran tentang apa itu atom dan apa penyusunnya? Salah
satunya adalah J.J
Thompson, dia melakukan percobaan dengan
menggunakan tabung katoda. Dia menemukan bahwa apabila tabung katoda di beri
tegangan tinggi maka suatu “sinar” yang dia sebut sebagai “sinar katoda” akan
dihasilkan.
Disebabkan sinar ini muncul pada elektroda negative dan
sinar ini enolak kutub negative dari medan listrik yang diaplikasikan ke tabung
katoda maka Thompson menyatakan bahwa sinar katoda tersebut tak lain adalah
aliran partikel bermuatan negative yang dikemudian hari disebut sebagai
electron. Dengan mengganti katoda menggunakan berbagai macam logam maka
Thompson tetap menghasilkan jenis sinar yang sama.
Berdasarkan hal ini maka Thompson menyatakan bahwa setiap
atom pasti memiliki electron, disebabkan atom bersifat netral maka dalam atom
juga harus megandung sejumlah muatan positif. Sehingga dia meyataan bahwa:
“Atom
terdiri dari awan bermuatan positif yang terdistribusi sedemikian rupa dengan
muatan negative tersebar secara random di dalamnya”
Model
atom ini kemudian disebut sebagai “plum pudding model” yang di Indonesai lebih
dikenal sebagai model roti kismis.
Ø Kelebihan
dan Kelemahan Model Atom Thomson
·
Kelebihan.
Membuktikan
adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan
merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
·
Kelemahan
Model
Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam
bola atom tersebut.
3.
Model Atom Rutherford
Rutherford bersama
dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden)melakukan percobaan
yang dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ) terhadap lempeng tipis emas.
Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan
positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus
lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji
pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang
positif yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari
pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan
pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa
diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1°), tetapi dari pengamatan
Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok
sudut 90° bahkan lebih.
Berdasarkan
gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesmipulan beberapa berikut:
1.
Atom bukan merupakan bola pejal, karena
hampir semua partikel alfa diteruskan
2.
Jika lempeng emas tersebut dianggap
sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka didalam atom emas terdapat partikel
yang sangat kecil yang bermuatan positif.
3.
Partikel tersebut merupakan
partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000
partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan
perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih
kecil daripada ukuran atom keseluruhan.
Berdasarkan
fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan
model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang menyatakan
bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif,
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa
didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat
partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak.
Ø Kelemahan
Model Atom Rutherford
·
Kelebihan
Membuat
hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilingi inti
·
Kelemahan
Tidak
dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan
teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi
sehingga lama - kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin
lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti Ambilah seutas tali dan salah
satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan ujung yang lain Anda pegang.
Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang terjadi? Benar. Lama
kelamaan putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena putarannya
lemah dan Anda pegal memegang tali tersebut. Karena Rutherford adalah telah
dikenalkan lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan kulit.
4.
Model Atom Bohr
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark
bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom Rutherford melalui
percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini berhasil
memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti
atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori
klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat
postulat, sebagai berikut:
1.
Hanya ada seperangkat orbit tertentu
yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal
sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan merupakan lintasan
melingkar disekeliling inti.
2.
Selama elektron berada dalam lintasan
stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi
yang dipancarkan maupun diserap.
3.
Elektron hanya dapat berpindah dari
satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain. Pada peralihan ini,
sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan planck, ΔE
= hv.
4.
Lintasan stasioner yang dibolehkan
memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama sifat yang disebut momentum
sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2∏ atau nh/2∏,
dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Menurut model atom
bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang
disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat
energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin
keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.
Ø Kelebihan
dan Kelemahan
·
Kelebihan
atom
Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya
elektron.
·
Kelemahan
model
atom ini adalah tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack
5. Model Atom Modern
Model
atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926).Sebelum Erwin
Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori
mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “Tidak
mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada
saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron
pada jarak tertentu dari inti atom”.
Daerah ruang di
sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital.
Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin
Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
Daerah ruang di
sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital.
Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin
Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
Persamaan Schrodinger
x,y dan z
Y m ђ E V |
= Posisi dalam tiga dimensi
= Fungsi gelombang = massa = h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14 = Energi total = Energi potensial |
Model atom dengan
orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom
mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar
berikut ini.
Awan elektron
disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan
tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau
hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk
kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit
terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi
orbitalnya belum tentu sama.
Ciri Khas Model Atom Mekanika Gelombang
1.
Gerakan elektron memiliki sifat
gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak stasioner seperti model Bohr,
tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital
(bentuk tiga dimensi darikebolehjadian paling besar ditemukannya elektron
dengan keadaan tertentu dalam suatu atom)
2.
Bentuk dan ukuran orbital bergantung
pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya. (Elektron yang menempati orbital
dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut)
3.
Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong
dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti, tetapi bolehjadi
merupakan peluang terbesar ditemukannya el
Ø
Kelebihan
1.
Mengetahui
dimana posisi elektron yang sedang mengorbit
2.
BIsa ngukur perpindahan energi eksitasi dan
emisinya
3.
BIsa teridentifikasi kalau di inti terdapat
proton dan netron kemudian dikelilingi oleh elektron yang berputar diporosnya/
di orbitalnya
Ø Kelemahan Model Atom Modern
Persamaan gelombang Schrodinger hanya dapat diterapkan
secara eksak untuk partikel dalam kotak dan atom dengan elektron tunggal.
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
1.
Sebelum permulaan
abad 19, konsep atom dianggap sebagai ‘mitos’ , karena gagasan yang
diajukan oleh para filosof Yunani hanya dilandasi pemikiran tentang
fenomena alam. Perkembangannya menjadi ‘sains’ normal’ setelah Dalton
mengkonseptualisasikan kembali berdasarkan kajian-kajian empirik. Periode
‘sains normal’ di bawah paradigma Dalton berlangsung hampir satu abad lamanya
(ahir abad 19).
2.
Akumulasi anomali
yang menggugurkan paradigma Dalton antara lain gejala kelistrikan dan
radoaktifitas.
3.
Perubahan model atom
Thompson, Rutherford, Bohr hingga model atom mekanika kuantum masih berada
dalam satu paradigma yang meyakini bahwa atom memiliki sub partikel ; inti atom
dan elektron. Perubahan model difokuskan pada penentuan susunan elektron
dalam atom
4.
Namun ditinjau dari
landasan filosofisnya, perubahan Model Atom Bohr ke Model atom mekanika Kuantum
dianggap sebagai perubahan paradigma deterministik menjadi Uncertainity
Principle (prinsip ketikpastian)
5.
Penemuan partikel
elementer quark , belum dapat dianggap suatu anomali , karena
model quark tidak mengubah paradigma namun melengkapinya
6.
Adanya perkembangan
pemikiran konsep atom menunjukkan bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak dalam
IPA, bahkan melalui konsep atom faham determinisme dapat dibantah dengan
argumentasi mekanika kuantum. Kemunculan model quark tidak lagi dianggap
sesuatu guncangan bagi kebenaran ilmiah, namun dianggap dapat melengkapi
khazanah ilmu pengetahuan. Hal ini karena para ilmuwan kini mempunyai pandangan
bahwa kebenaran sains bersifat tentatif dan relatif.
II. Saran
Sebuah ilmu di dunia tidak ada yang tidak mungkin. Untuk
mempertahankan sebuah pendapat kita dalam ilmu pengetahuan
tidak bisa hanya dengan dengan duduk diam saja. Tetapi buktikan ilmu
tersebut supaya kita tidak dianggap sebagai pengecut. Suatu konsep sains bisa
saja berubah ketika ada penemuan baru dengan dasar bahwa konsep yang telah
ditemukan sebelumnya harus tetap berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Anna Poedjiadi. 1987. Sejarah Dan
Filsafat Sains. Bandung. Yayasan Cendrawasih.
Bernal.J.D. 1981.The Natural
Sciences In Our Time. Vol : 3. Massachusets. The MIT Press Cambridge.
Bruton, J.G. 1966. The Story of
Western Science. New York Cambridge. University Press.
Dampier,W.C. 1984. A History
of Science. 4 th .ed. Cambridge. University Press.
Feinberg, Gerald. 1990. Partikel
Elementer. Ilmu pengetahuan Populer Vol.5. Jakarta. PT Widya
Dara. Hal 116-125.
Hodeson, Lilian. 1990. Teori
Kuantum. Ilmu Pengetahuan Populer Vol.5. Jakarta. PT. Widya Dara.
Hal. 136-148.
Keenan, Charles W. et all. 1980.
General College Chemistry. Sixth Ed. NY. Harper & Row Publishers, Inc.
Kuhn, Thomas.S. 1993. Peran
Paradigma Dalam Revolusi Sains. Ed. Kedua. (terj. Tjun Surjaman). Bandung.
PT. Remaja Rosda Karya.
Mason, Stephen F. 1962. A History
of The Sciences. New Revised Ediion. Abelard-Schuman Ltd.
Mc Avoy, J.P dan Zarate Oscar. 1996.
Mengenal Teori Kuantum Untuk Pemula. (Terj. Ahmad Baiquni). Jakarta.
Musthafa,KS. 1980. Alam Semesta Dan
Kehancurannya Menurut Al-Qur’an Dan Ilmu Pengetahuan.
Bandung. Al-Ma’arif.
Petrucci, Ralph. H.1985. General
Chemistry. Principles And Modern Applications. Fourth Ed. NY. Collier Nac
millan.Inc.
Trefil, James. 1990. Kuarka. Ilmu
Pengetahuan Populer Vol.5. Jakarta. Pt. Widya Dara. Hal 126-130